Catatan Kuliah
Kamis, 25 Juni 2015
Jumat, 19 Juni 2015
Studi Epidemiologi Analitik
STUDI EPIDEMIOLOGI ANALITIK
1.
PENGERTIAN STUDI EPIDEMIOLOGI ANALITIK
Epidemiologi analitik merupakan studi epidemiologi yang ditujukan untuk mencari
faktor-faktor penyebab timbulnya penyakit atau mencari penyebab terjadinya
variasi yaitu tinggi atau rendahnya frekuensi penyakit pada kelompok individu.
(Eko Budiarto, 2002:111)
Epidemiologi
analitik adalah epidemiologi yang menekankan pada pencarian jawaban terhadap
penyebab terjadinya frekuensi, penyebaran serta munculnya suatu masalah
kesehatan.Studi analitik
digunakan untuk menguji hubungan sebab akibat dan
berpegangan pada pengembangan data baru. Kunci dari studi analitik ini adalah
untuk menjamin bahwa studi di desain tepat sehingga temuannya dapat dipercaya
(reliabel) dan valid.
Penelitian
eksperimen merupakan metode yang paling kuat untuk
mengungkapkan hubungan sebab akibat. Epidemiologi
analitik menguji hipotesis dan menaksir (mengestimasi) besarnya hubungan /
pengaruh paparan terhadap penyakit.
Studi analitik merupakan studi epidemiologi yang menitikberatkan pada pencarian
hubungan sebab (faktor-faktor resiko) – akibat (kejadian penyakit). Studi epidemiologi analitik adalah studi
epidemiologi yang menekankan pada pencarian jawaban tentang penyebab terjadinya
masalah kesehatan (determinal), besarnya masalah/ kejadian (frekuensi),
dan penyebaran serta munculnya masalah kesehatan (distribusi) dengan tujuan
menentukan hubungan sebab akibat anatara faktor resiko dan penyakit.
2.
TUJUAN STUDI EPIDEMIOLOGI ANALITIK
Epidemologi Analitik adalah riset
epidemiologi yang bertujuan untuk:
1. Menjelaskan
faktor-faktor resiko dan kausa penyakit.
- Memprediksikan kejadian penyakit
- Memberikan saran strategi intervensi yang efektif untuk pengendalian penyakit.
3.
JENIS STUDI
EPIDEMIOLOGI ANALITIK
Berdasarkan peran epidemiologi analitik
dibagi 2 :
1. Studi
Observasional : Studi Kasus Control (case control), studi potong lintang (cross
sectional) dan studi Kohort.
- Studi Eksperimental : Eksperimen dengan kontrol random (Randomized Controlled Trial /RCT) dan Eksperimen Semu (kuasi).
1. STUDI OBSERVASIONAL
A. Studi potong lintang
(Cross sectional)
Rancangan
cross sectional adalah suatu rancangan epidemiologi yang mempelajari
hubungan penyakit dan faktor penyebab yang mempengaruhi penyakit tersebut
dengan mengamati status faktor yang mempengaruhi penyakit tersebut secara
serentak pada individu atau kelompok pada satu waktu.
Penelitian cross sectional adalah suatu penelitian dimana variabel-variabel
yang termasuk faktor resiko dan variabel-variabel yang termasuk efek
diobservasi sekaligus pada waktu yang sama.
Langkah – langkah
penelitian cross sectional :
1. Mengidentifikasi variabel-variabel penelitian dan
mengidentifikasi faktor resiko dan faktor efek
2. Menetapkan subjek
penelitian.
3. Melakukan
observasi atau pengukuran variabel-variabel yang merupakan faktor resiko dan
efek sekaligus berdasarkan status
keadaan variabel pada saat itu (pengumpulan data)
4. Melakukan analisi
korelasi dengan cara membandingkan proporsi antar kelompok-kelompok hasil
observasi (pengukuran)
Contoh : Ingin mengetahui hubungan antara anemia besi pada ibu
hamil dengan Berat Badab Bayi Lahir (BBL) denagn menggunakan rancanagn atau
pendekatan cross sectional.
Ciri khas rancangan cross
sectional :
a.
Peneliti melakukan
observasi / pengukuran variabel pada suatu saat tertentu.
b.
Status seorang individu
atas ada atau tidaknya kedua faktor baik pemajanan (exposure) maupun penyakit yang
dinilai pada waktu yang sama.
c.
Hanya menggambarkan
hubungan aosiasi bukan sebab akibat.
d.
Apabila penerapannya pada
studi deskriptif, peneliti tidak melakukan tindak lanjut terhadap pengukuran
yang dilakukan.
Kelebihan rancangan cross
sectional :
a.
Mudah dilaksanakan.
b.
Sederhana.
c.
Ekonomis dalam hal waktu.
d.
Hasilnya dapat diperoleh
dengan cepat.
e.
Dalam waktu bersamaan dapat
dikumpulkan variabel yang banyak, baik variabel resiko maupun efek
Kekurangan rancangan cross
sectional :
a.
Diperlukan subjek
penelitian yang besar.
b.
Tidak dapat menggambarkan
perkembangan penyakit secara akurat.
c.
Tidak valid untuk
meramalkan suatu kecenderungan.
d.
Kesimpulan korelasi faktor
resiko dengan efek paling lemah bila dibandingan dengan dua rancangan
epidemiologi yang lain
B. Kasus kontrol (case control)
Rancangan Kasus Kontrol adalah rancangan studi
epidemiologi yang mempelajari hubungan antara penyebab suatu penyakit dan
penyakit yang diteliti dengan membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol
berdasarkan status penyebab penyakitnya.
Penelitian case control adalah suatu penelitian (survey) analitik yang
menyangkut bagaimana faktor resiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan
retrospektif.
Tahap-tahap penelitian case control :
a.
Identifikasi variabel-variabel
penelitian (faktor resiko dan efek.
b.
Menetapkan objek penelitian
(populasi dan sampel).
c.
Identifikasi kasus.
d.
Pemilihan subjek sebagai
kontrol.
e.
Melakukan pengukuran
retrospetif (melihat ke belakang) untuk melihat faktor resiko.
f.
Melakukan analisis dengan
menbandingkan proporsi antara variabel-variabel objek penelitian dengan
variabel-variabel kontrol
Contoh :
Peneliti ingin membuktikan hubungan antara malnutrisi (kekurangan gizi) pada
balita dengan prilaku pemberian makanan oleh ibu.
Ciri
rancangan kasus kontrol :
a.
Subjek
dipilih atas dasar apakah mereka menderita (kasus) atau tidak (kontrol) suatu
kasus yang ingin diamati kemudian proporsi pemajanan dari kedua kelompok
tersebut dibandingkan.
b.
Diketahui variabel terikat
(akibat), kemudian ingi diketahui variabel bebas (penyebab).
c.
Observasi dan pengukuran
tidak dilakukan pada saat yang sama.
d.
Peneliti melakukan
pengukuran variabel bergantung pada efek (subjek (kasus) yang terkena penyakit)
sedangkan variabel bebasnya dicari secara retrospektif.
e.
Untuk kontrol, dipilih
subjek yang berasal dari populasi dan karakteristik yang sama dengan kasus.
f.
Bedanya kelompok kontrol
tidak menderita penyakit yang akan diteliti
Kelebihan rancangan
penelitian case control :
a. Merupakan
satu-satunya cara untuk meneliti kasus jarang atau yang masa latennya panjang
b. Hasil
dapat diperoleh dengan cepat
c. Biaya
yang dibutuhkan relatif sedikit
d. Subjek
penelitian sedikit
e. Dapat
melihat hubungan bebrapa penyebab terhadap suatu akibat
f. Adanya
pembatasan atau pengendalian faktor resiko sehingga hasil penelitian lebih
tajam dibanding dengan hasil rancangan cross sectional
Kekurangan rancangan
penelitian case control :
a.
Sulit menentukan kontrol
yang tepat
b.
Validasi mengenai informasi
kadang sukar diperoleh
c.
Sukar
untuk menyakinkan dua kelompok tersebut sebanding
d.
Tidak
dapat dipakai lebih dari satu variabel dependen
e.
Tidak
dapat diketahui efek variabel luar karena secara teknis tidak dapat
dikendalikan
C. Kohort
Rancangan
Kohort adalah rancangan studi epidemiologi
yang mempelajari hubungan antara penyebab dari suatu penyakit dan penyakit yang
diteliti dengan membandingkan kelompok terpajan dan kelompok yang tidak terpajan berdasar status
penyakitnya.
Penelitian
kohort adalah suatu penelitian yang digunakan untuk mempelajari dinamika
korelasi antara faktor resiko dengan faktor efek melalui pendekatan
longitudinal kedepan atau prospektif.
Langkah – langkah pelaksanaan penelitian kohort :
a. Identifikasi faktor-faktor resiko dan efek
b. Menetapkan subjek penelitian (menetapkan populasi dan
sampel)
c. Pemilihan
subjek dengan faktor risiko positif dari subjek dengan efek negatif
d. Memilih subjek yang akan menjadi anggota kelompok kontrol
e. Mengobservasi perkembangan subjek sampai batas waktu yang
ditentukan, selanjutnya mengidentifikasi timbul tidaknya efek pada kedua
kelompok
f. Menganalisis dengan membandingkan proporsi subjek yang
mendapat efek positif dengan subjek yang mendapat efek negatif baik pada
kelompok risiko positif maupun kelompok kontrol
Contoh : Penelitian ingin membuktikan adanya hubungan antara
cancer (Ca) paru (efek) dengan merokok (risiko) dengan menggunakan pendekatan
atau rancangan prospektif.
Ciri khas dari rancangan
kohort :
a. Berasal dari kata romawi kuno yang berarti kelompok
tentara yang berbaris maju ke depan
b. Subjek dibagi berdasar ada atau tidaknya pemajanan faktor
tertentu dan kemudian diikuti dalam periode waktu
tertentu untuk menentukan munculnya penyakit
pada tiap kelompok
c. Digunakan
untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko dan efek
d. Sekelompok
subjek yang belum mengalami penyakit atau efek diikuti
secara prospektif
e. Diketahui variabel bebas
(penyebab) kemudian ingin diketahui variabel terikat (akibat)
f.
Dapat
dilakukan secara prospektif dan retrospektif
Kelebihan Rancangan kohort
:
- Merupakan desain terbaik dalam menentukan insiden perjalanan penyakit atau efek yang diteliti.
- Desain terbaik dalam menerangkan dinamika hubungan antara faktor resiko dengan efek secara temporal.
- Dapat meneliti beberapa efek sekaligus
- Baik untuk evaluasi pemajan yang jarang.
- Dapat meneliti multipel efek dari satu pemajan.
- Dapat menetapkan hubungan temporal.
- Mendapat incidence rate
- Biasnya lebih kecil
Kekurangan rancangan kohort
:
a. Memerlukan
waktu yang lama.
b. Sarana
dan biaya yang mahal.
c. Rumit.
d.
Kurang
efisien untuk kasus yang jarang.
e. Terancam
Drop Out dan akan mengganggu analisis.
f. Menimbulkan masalah etika.
g. Hanya
dapat mengamati satu faktor penyebab
2.
STUDI EKSPERIMENTAL
Rancangan
studi eksperimen adalah jenis penelitian
yang dikembangkan untuk mempelajari fenomena dalam kerangka korelasi
sebab-akibat. Menurut Bhisma Murti rancangan studi ini digunakan ketika
peneliti atau oranglain dengan sengaja memperlakukan berbagai tingkat variabel
independen kepada subjek penelitian dengan tujuan mengetahui pengaruh variabel
independen tersebut terhadap variabel dependen.
Berdasarkan penelitian
tersebut studi eksperimen (studi perlakuan atau intervensi dari situasi
penelitian ) terbagi dalam dua macam yaitu rancangan eksperimen murni dan quasi
eksperimen.
A.
Rancangan eksperimen murni
Eksperimen murni adalah suatu bentuk rancangan yang memperlakukan dan
memanipulasi sujek penelitian dengan kontrol secara ketat.
Penelitian eksperimen mempunyai
ciri :
1. Ada
perlakuan, yaitu memperlakukan variabel yang diteliti (memanipulasi suatu
variabel).
2. Ada
randominasi, yaitu penunjukan subjek penelitian secara acak untuk mendapatkan
salah satu dari berbagai tingkat faktor penelitian.
3. Semua
variabel terkontrol, eksperimen murni mampu mengontrol hampir semua pengaruh
faktor penelitian terhadap variabel hasil yang diteliti
B.
Quasi Eksperimen
(eksperimen semu)
Quasi Eksperimen (eksperimen semu) adalah eksperimen yang dalam mengontrol
situasi penelitian tidak terlalu ketat atau menggunakan rancangan tertentu dan
atau penunjukkan subjek penelitian secara tidak acak untuk mendapatkan salah
satu dari berbagai tingkat faktor penelitian.
Ciri dari quasi eksperimen
:
- Tidak ada randominasi, yaitu penunjukkan sujek penelitian secara tidak acak untuk mendapatkan salah satu dari berbagai tingkat faktor penelitian. Hal ini disebabkan karena ketika pengalokasian faktor penelitian kepada subjek penelitian tidak mungkin, tidak etis, atau tidak praktis menggunakan randominasi.
- Tidak semua variabel terkontrol karena terkait dengan pengalokasian faktor penelitian kepada subjek penelitian tidak mungkin, tidak etis, atau tidak praktis menggunakan randominasi sehinggasulit mengontrol variabel secara ketat
Langganan:
Postingan (Atom)